Latar Belakang Masalah
Suatu karya sastra tercipta tidak dalam kekosongan sosial budaya, artinya, pengarang tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius, kemudian dengan elegannya mencipta suatu karya sastra. Suatu karya sastra tercipta lebih merupakan hasil pengalaman, pemikiran, refleksi, dan rekaman budaya pengarang terhadap sesuatu hal yang terjadi dalam dirinya sendiri, dan masyarakat
Strukturalisme genetik (genetic structuralism) adalah cabang penelitian sastra secara struktural yang tak murni. Ini merupakan bentuk penggabungan antara struktural dengan metode penelitian sebelumnya. Konvergensi (keadaan menuju satu titik pertemuan) penelitian struktural dengan penelitian yang memperhatikan aspek-aspek eksternal sastra, dimungkinkan lebih demokrat (Endraswara Suwardi, Metodologi Penelitian Sastra, Yogyakarta, 2003 : 55).
Secara definitif Goldmann (1977:25) menjelaskan pandangan dunia sebagai ekspresi psikologis melalui hubungan dialektis, kolektifitas tertentu dengan lingkungan sosial dan fisik, dan terjadi dalam periode bersejarah yang panjang. Pandangan dunia dipermasalahkan dalam berbagai disiplin, dan dengan sendirinya dengan definisi yang berbeda-beda. Pandangan dunia sebagaimana dimaksudkan dalam karya satra, khusunya menurut visi strukturalisme genetik, berfungsi untuk menunjukkan kecenderungan kolektifitas tertentu. .
Drama, yang dalam hal ini adalah salah satu genre dari karya sastra, juga merupakan refleksi pemikiran menyangkut masalah sosial, budaya, politik, dan agama dari pengarang yang dikemas dengan artistik dan metaforis. Drama yang sebenarnya faktor sosial apa yang menjadikan naskah drama tersebut dibuat.
Berangkat dari teori struktural ganetik tersebut, kami tertarik untuk mengkaji naskash drama “BLEG-BLEG THING” Karya Yusuf Peci Miring . Ada hal menarik yang kami lihat dari naskah ini, kerena naskah ini berlatar kehidupan di kampung pinggiran kota.
Pandangan dunia pengarang yang tertuang dalam naskah ini patut untuk diketahui, sejauh mana gambarannya. Di samping itu, faktor sosial budaya dan latar belakang (genetika) apakah yang membuat pengarang melahirkan naskah ini. Hal ini perlu diketahui karena bagaimanapun pengarang pasti punya landasan kuat dan argumen dalam kapasitasnya sebagai salah satu individu kolektif yang merasakan dan mengetahui problem-problem yang dialami oleh kaum miskin.
Naskah drama “BLEG-BLEG THING” Karya Yusuf Peci Miring, merupakan jenis naskah tragedi komedi karena dilihat dari prinsip-prinsipnya yaitu konyolnya para tokoh dalam naskah ini , ceritanya juga konyol dan menghibur namun sarat krtitik sosial.
Naskah ini bercerita masyarakat kecil yang tersingkir, hidup seperti belatung di comberan bau bacin. Mereka yang hanya bisa menatap bulan, memandang kemewahan dari balik etalase toko. Mereka yang dianggap najis, sumber maksiat, dan tanpa moral. Mereka yang selalu dilukai dan tak sanggup membalas, apalagi melukai.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
-
Bagaimanakah struktur intrinsik naskah “BLEG-BLEG THING” ?
-
Bagaimana genetika naskah “BLEG-BLEG THING” (sejauh mana latar belakang pengarang dan struktur sosial budaya masyarakat yang diceritakan dapat mempengaruhi penciptaan naskah ““BLEG-BLEG THING” ) ?
-
Bagaimana pandangan dunia pengarang dan subjek kolektifnya yang terdapat dalam naskah “BLEG-BLEG THING” ?
-
Bagaimana teknik pemanggungan yang sesuai dengan naskah “BLEG-BLEG THING” ?
1.4 Tujuan kajian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan struktur intrinsik naskah “BLEG-BLEG THING”.
2. Mendeskripsikan genetika “BLEG-BLEG THING”.
-
Mendeskripsikan pandangan dunia pengarang dan subjek kolektifnya.
-
Mendeskripsikan teknik pemanggungan.
PEMBAHASAN
(Teori dan Kajian Strukturalisme Genetik)
A. Sejarah dan Prinsip Dasar Strukturalisme Genetik
Strukturalisme genetik (genetic structuralism) adalah cabang penelitian sastra secara struktural yang tak murni. Ini merupakan bentuk penggabungan antara structural dengan metode penelitian sebelumnya. Konvergensi penelitian struktural dengan penelitian yang memperhatikan aspek-aspek eksternal sastra, dimungkinkan lebih demokrat (Endraswara Suwardi, Metodologi Penelitian Sastra, Yogyakarta, 2003 : 55).
Orang yang dianggap sebagai peletak dasar mahzab genetik adalah Hippolyte Taine (1766-1817), seorang kritikus dan sejarawan Perancis (Zainuddin Fananie, Telaah Sastra, UMS, 2001 : 116). Penelitian strukturalisme genetik semula dikembangkan di Perancia atas jasa Lucien Goldmann. Bagi Goldmann, studi strukturalisme genetik memiliki dua kerangka besar. Pertama, hubungan antar makna suatu unsur dengan unsur lainnya dalam suatu karya sastra yang sama. Kedua, hubungan tersebut membentuk suatu jaringan yang saling mengikat.
Penelitian strukturalisme genetik, memandang karya sastra dari dua sudut yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Studi diawali dari kajian unsur intrinsik (kesatuan dan koherensinya) sebagai data dasarnya. Selanjutnya, penelitian akan menghubungkan berbagai unsur dengan realitas masyarakat. Karya dipandang sebagai sebuah refleksi zaman, yang dapat mengungkapkan aspek sosial, budaya, politik, ekonomi, dsb. Peristiwa-peristiwa penting dari zamannya akan dihubungkan langsung dengan unsur-unsur intrinsik karya sastra (Endraswara Suwardi, Metodologi Penelitian Sastra, Yogyakarta, 2003 : 55).
Strukturalisme genetik adalah sebuah pendekatan di dalam penelitian sastra yang lahir sebagai reaksi pendekatan strukturalisme murni yang anti historis dan kausal. Pendekatan strukturalisme juga dinamakan sebagai pendekatan objektif. Menyikapi yang demikian, Iswanto pernah mengutip pendapat Juhl (2001: 62) penafsiran terhadap karya sastra yang menafikan pengarang sebagai pemberi makna sangat berbahaya pemberian makna, karena penafsiran tersebut akan mengorbankan ciri khas , kepribadian, cita-cita dan juga norma-norma yang dianut oleh pengarang. Secara gradual dapat dikatakan bahwa jika penafsiran itu menghilangkan pengarang dengan segala eksistensinya di dalam jajaran signifikan penafsiran. Objektifitas penafsiran sebuah karya sastra akan diragukan lagi karena memberi kemungkinan lebih besar terhadap campur tangan pembaca di dalam penafsiran karya sastra.
Goldmann memberikan rumusan penelitian strukturalisme genetik ke dalam tiga hal, yaitu (1) penelitian terhadap karya sastra seharusnya dilihat sebagai kesatuan, (2) karya sastra yang diteliti semestinya karya yang bernilai sastra yaitu karya yang mengadung tegangan (tension) antara keragaman dan kesatuan dalam suatu keseluruhan, (3) jika kesatuan telah ditemukan, kemudian dianalisis dalam hubungannya dengan latar belakang sosial. Sifat hubungan tersebut : (a) yang berhubungan latar belakang sosial adalah unsur kesatuan, (b) latar belakang yang dimaksud adalah pandangan dunia suatu kelompok sosial yang dilahirkan oleh pengarang sehingga hal tersebut dapat dikonkretkan (Endraswara Suwardi, Metodologi Penelitian Sastra, Yogyakarta, 2003 : 57).
B. Teori Strukturalisme Genetik
Strukturalisme Genetik memiliki implikasi yang lebih luas dalam kaitannya dengan perkembangan ilmu-ulmu kemanusiaan pada umumnya. Secara definisi Strukturalisme Genetik adalah analisis struktur dengan memberikan perhatian terhadap asal-usul karya. Secara ringkas berarti bahwa strukturalisme genetik sekaligus memberikan perhatian terhadap analisis intrinsik dan ekstrinsik. Pandangan dunia merupakan masalah pokok dalam strukturalisme genetik.
Secara definitig Goldmann (1977:25) menjelaskan pandangan dunia sebagai ekspresi psike melalui hubungan dialektis, kolektifitas tertentu dengan lingkungan sosial dan fisik, dan terjadi dalam periode bersejarah yang panjang. Pandangan dunia dipermasalahkan dalam berbagai disiplin, dan dengan sendirinya dengan definisi yang berbeda-beda. Pandangan dunia sebagaimana dimaksudkan dalam karya satra, khusunya menurut visi strukturalisme genetic, berfungsi untuk menunjukkan kecenderungan kolektifitas tertentu.
Secara metodologis, dalam strukturalisme genetik Goldmann menyarankan untuk menganalisis karya satra yang besar, bahkan supra karya. Semata-mata dalam karya yang besar peneliti secara bebas memasuki wilayah kehidupan, ruang-ruang kosong sebagaimana disajikan oleh pengarangnya.
Secara definitif strukturalisme genetik Parus menjelaskan struktur dan asal-usul struktur itu sendiri, dengan memperhatikan relevansi konsep homologi, kelas sosial, subjektransindividual, dan pandangan dunia. Dalam penelitian, langkah-langkah yang dilakukan, diantaranya:
a. meneliti unsur-unsur karya sastra
b. hubungan unsur-unsur karya sastra dengan totalitas karya sastra
c. meneliti unsur-unsur masyarakat yang berfungsi sebagai genesis karya sastra
d. hubungan unsur-unsur masyarakat deengan totalitas masyarakat
e. hubungan karya sastra secara keseluruhan dengan masyarakat secara keseluruhan.
C. Teknik Analisis dan Langkah-Langkah Strukturalisme Genetik
Teknik analisis yang digunakan dalam strukturalisme genetik adalah model dialek. Model ini mengutamakan makna koheren (saling berhubungan). Prinsip dasar teknik analisis model dialek adalah adanya pengetahuan mengenai fakta-fakta kemanusiaan akan tetap abstrak apabila tidak dibuat konkret dengan mengintegrasikan di dalam totalitas (Endraswara Suwardi, Metodologi Penelitian Sastra, Yogyakarta, 2003 : 61).
Secara sederhana Suwardi Endraswara dalam Metodologi Penelitian Sastra, Yogyakarta, 2003 : 62, kerja penelitian strukturalisme genetik dapat diformulasikan ke dalam tiga langkah, dan satu langkah adalah makna totalitas yaitu:
-
penelitian bermula dari kajian unsur intrinsik,
-
mengkaji kehidupan sosial budaya pengarang, karena ia merupakan bagian komunitas tertentu, dan
-
mengkaji latar belakang sosial dan sejarah yang turut mengkondisikan karya sastra saat diciptakan oleh pengarang.
-
Dan setelah kita menelaah karya sastra dari ketiga langkah ini, maka akan didapat benang merah yaitu makna totalitas. Makna totalitas, merupakan sebuah harapan maksud yang ingin disampaikan oleh pengarang.
Analisis Strukturalisme Genetik
Naskah Drama “BLEG-BLEG THING” Karya Yusuf Peci Miring
Dalam naskah drama “BLEG-BLEG THING” karya Yusuf Peci Miring, kami mengkaji dengan pendekatan Struktural Genetik. Kerja penelitian strukturalisme genetik dapat diformulasikan ke dalam tiga langkah dan satu langkah adalah makna totalitas yaitu:
1. Kajian Unsur Intrinsik/Bedah Struktur Naskah
a. Tema
Pengertian tema sebagai salah satu unsur karya sastra maupun untuk mendeskripsinya pernyataan tema yang dikandung dan ditawarkan oleh sebuah cerita karya sastra. Tema menurut Stanton (1965:20) dan Kenny (1966:88), adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita.
Tema yang diangkat dalam naskah drama yang kami kaji adalah berdasarkan penggolongan tema dari tingkat keutamaannya, dalam Teori Pengkajian Fiksi, Burhan Nurgiantoro:82, ada 2 macam, yaitu:
-
Tema Mayor adalah makna pokok cerita yang menjadi dasar atau gagasan dasar umum karya itu. Menurut kami tema yang diangkat dalam naskah drama “Bleg – Bleg Thing” adalah mbela keadilan kanggo masyarakat marginal.
-
Tema Minor adalah makna yang hanya terdapat pada bagian-bagian tertentu cerita dapat diidentifikasikan sebagai makna bagian, makna tambahan. Yang termasuk tema minor dalam naskah drama “Bleg – Bleg Thing” yaitu:
-
Tema tentang ekonomi
Berangkat dari marginal, dari situ bisa dilihat dari pekerjaan, guide, penjual doro, buruh bangunan, ledek munyuk, sol sepatu, mengindentifikisai tentang ekonomi mereka. Imbasnya ekonomi regional menjadi pengaruh pada wilayah ekonomi lokal mereka, contohnya makan kehidupan sehari – hari.
02. Lik Seni : Kowe ki ngopo?
03. Sae : Mensana inkorporesano, awak sehat badan kuat. (parikan) magan iwak- iwak kebo, yen pingin numpak, ngolek bojo…..loro hahahaha
tegese awak sehat kuwi penting lik….
04. Lik Seni : Awak sehat pancen penting, ning yen raduwe duwit kuwi yo bahaya, kuwi malah soyo ra sehat
08.Lik Seni : Lha iyo yen awake sehat nanging utange okeh koyo kowe kuwi yo samsoyo ora sehat. Kene saiki balekne duwitku sing mbok silih rong minggu wingi.
12. Lik Seni : Mbok yen ndobos ki rasah gegedhen lambe, saiki kasunyatane piye? Koyo Si Be kae, jare ingon-inginane doro pirang-pirang, bul opo? malah diparani pulisi jare kur doro malingan……..gek opo kuwi. mbok sing nyoto wae. Koyo aku elek-eleke nduwe garapan ora ketang yo ming buruh.
13. Jarno gaet (guide) ; (soko tritisan omah karo nggowo lan ngematake peta kutho jogja) Bener, kuwi oke brader (brother), ra ketang buruh bangunan ning nek halal mesthi dadi daging, iyo tho brader.(ngomong karo seni)
15. Jarno gaet : Kuwi yo ora iso ngono lik brader…… elek-elek o kae kuwi yo garapan……… ning katakanlah kuwi garapan sing rodho muspro soale serett hehehe (rodho ngece)
19. Jarno gaet : Ha geneee, nek muni kuwi dipikir rumangsamu aku ki ra ngaggo kursus po piye dadi gaet kuwi……..gaet kuwi garapan resmi, garapan sing dadi ujung tombake pariwisata, dadi raiso sembarangan uwong….lha aku kuwi mbiyen kursus ning gajah mada eee padhakeee…….
35. Jarno Gaet : Ngamen ??? mboten sae, sing jeneng rejeki kuwi yo kadang sepi kadang rame…. Njajal…. Bayangno, saiki kuwiii turis-turis sing dho teko ning kraton, malioboro opo tamansari kae, dho nggowo gaet dhewe-dhewe… lha wong koyo aku kuwi dadi ora kebagian garapa tho…katakanlah yen arep diadu pengetahuane babagan panggonan wisata koyo ngono kuwi aku yo wani tanding…brader…..lha kok malah nggowo gaet dhewe….gaet soko njobo yo gur didobosiii
-
Tema pendidikan
Pendidikan menjadi pilar dari kemajuan bangsa, maka ketika akses pendidikan adil dan merata maka persoalan bangsa dari apapun selesai.
20. Lik Seni : Kuwi yo ono ijazahe Jar?
21. Jarno gaet : Yo ono lik brader, sekolah kok ra ono ijasahe piye, lha nek pingin ngerthi yo dolan nggonku kono. Sertipikate ijasahe kuwi dithokake karo kampus gajah mada……..dadi kuwi resmi….kae galo sing tak laminathing ning tembok kae opo, kae ijazahe sing ono potoku…katakanlah nek ono sing mbutuhake aku ki duwe gacuk
27. Jarno Gaet : Wis cangkemu ra crigis….mulo bukane ngene, sak wise aku metu soko SMP kae, aku melu lik ku nyambut gawe kuli angkut ning pabrik gulo madu kismo, bagian ngangkut blothong. Garapan iki tak lakoni ngasi 4 taun punjul, nganti tekan kedadeyan sing gawe ciloko likku kae, wonge kecemplung blothong panas ra let suwe mati. Garapane abot ning ono sing tak senengi, yen ono kunjungan, katakanlah soko bocah kuliyahan opo bocah SMA opo pegawai pabrik liyo, tekan limbah mesthi aku sing di jokne nggo ngomong mergane aku sing sekolah duwur dhewe, lha kancane ming lulusan SD kabeh. Lha mulo soko kuwi, tak rasakaake yen dadi pemandu kuwi yo nyenengake. Bareng likku ra ono aku metu mergane aku rodho trauma. Nganggur suwe, aku kelingan jaman ning madu kismo, haa ndelalah pas aku mlaku ning kampus gajah mada kono, ono kursus gratis sing dienekake kanggo poro tukang becak lan andhong kanggo ngancani poro wisatawan. Aku melu. Ning kanggoku kuwi kurang, katakanlah ilmu sing tak oleh ming sithik, mulo njur aku nekat nggolek kursusan sing resmi. Banjur aku ditawani ning salah sijine sing ngajari kursus kon nerusake melu mahasiswa gajah mada sing dho praktek gaet. Wis sekolahe ra mbayar ngilmuku tambah pengalaman yo tambah oleh ijasah pisan. Lha iso tak nggo golek pangan. Dadi nek babagan pendidikan aku sithik-sithik yo dong, mulo nek mbesok dho nduwe anak ojo dho gelem mbayar sekolahan, wong negoro kuwi wis menehi duwit sing cacahe okeh ning dinas pendidikan kok isih kon mbayar…….jajal saiki anggarane 20% soko pirang ewu trilyun kuwi piro ? lhak angel ale ngetung tho. Lha ewo semono kok sekolah isih kon mbayar…asu tho kuwi brader.
(meneng sedelo, trus nerangake maneh babagan gaet wisata)
Tak kandhani yooo sing jeneng kursus dadi gaet kuwi ra sembrono. Sepisan kudhu nduweni kekendhelan, ora clingus. Kepindhone nduweni pengalaman lan pengetahuan babagan pariwisata, katakanlah ngerti seluk beluk kuthone dhewe…….kaping telu ngerti reregan, nggon bakul sofenir lan jajanan……kuwi penting…. Banjur ajar boso londho….pendidikan kuwi penting. Mulo sepisan maneh yen dho duwe anak sak iso-isone kudu disekolahake ojo kon ngamen wae, bodho kok dho seneng.
203. Jarno gaet : Walah kok koyo yak-yak o wae kowe kuwi brader………iki sing salah dudu bapakne, opo koe, opo wong kampong kene, iki sing salah ki kahanan. Kahanan sing digawe karo wong ndhuwurannn, katakanlah nek nggolek pangan gampang, opo-opo murah trus sekolah yo murah nek ora oleh gratis, ora bakal ono kedadeyan koyo ngene iki. Ora bakal wong ora duwe dadi ora sekolah………
204. Pak Turah : Koe bener jar….yen umpamane pamerintah kae ora gawe-gawe kahanan koyo ngene, ora mungkin awak dhewe keseser kesandung, bocah arep nggolek ngilmu wae nganti ora sanggup.
205. Jarno gaet : Kamongko pak dhe. Yen umpamane pamrintah kuwi sadar lan ngerti babagkan pendidikan. Sing untung yo sopo, sopo? Sing untung yo pamrintah dhewe amargo masyarakate dadi pinter nek wis pinter ngawe garapan opo wae gampang nek wis ngono negoro bakale makmur mergo ora ono wong nganggur, ekonomine apik, ora perlu dadak lungo menyang malesya dadi tki koyo bapakane Bardin kuwi………ning kono ra urungo yo kur dadi jongos. Mulo piye-piye o nek aku tak sembadani, pingin kursus yo kursus embuh piye carane…….lha pemerintah sing julig koyo ngene iki yo kudhu dilawan karo coro julig brader
206. Jono kethek : Bener Jar…pemerintah julig kudhu di lawan karo coro julig, koyo dukuhe kae yen main-main bakal ciloko dijuligki uwong gentian…..
Sae sing kawit mau ngematake wong telu jagongan melu urun rembug babagan sekolah
207. Sae : (karo njupuk kacang godhog sing digelar) Weh nek babagan sekolah, aku yo ra kalah sengsoro lik………tenan iki, mbiyen jaman SD aku ki kegolong rodho pinter, ming goro-goro seragam aku dadi metu sekolah……..lha opo sekolah kok madak kudu seragam, opo sing sekolah kuwi seragame. Ngasi diparani ning sekolahan karo bapakku kon bali rasah sekolah…..
208. Jono kethek : Lha nek kowe no sakik leh mu ndableg……..
209. Sae : Tenan iki lik, mulo bukane ki ngene……..jaman banjir gedhe kae klabiku ki keli kabeh termasuk seragam barang. Bareng ra duwe seragam yo sakanane, mlebu sekolah yo gur kaosan nganggo sandal jepit wong ra duwe opo-opo. Lha nek tekan sekolahan diece karo kanca-kancane nyang gurune yo ditambahi sing jare cah alasan ora duwe toto pokokmen werno-werno…..nganti bapakku diundang ning sekolah, sanajan wis diterangake kahanane yo meso tetep ora dho ngandel, wategke bapak wiiss aku kon metu sekolah sisan……
210. Jarno Gaet : Trus dodol doro yo E, malah tonjo
211. Sae : Lha piye maneh wong ra ono garapan liyo….
-
Tema Mitos
Mitos ini mewarnai semua kejadian yang ada di cerita itu, di masyarakat pingiran kota, masih berubungan baik tentang hal mistis, itu menjadi hal yang di openi bagi orang jawa
conto di mitoskan adanya den baguse endro sebagai penunggu salah satu jembatan
Untk membuktikan di percaya ada tapi tidak selalu benar
Jarno gaet sing ket wingi ora pati percoyo karo Den Bagus Endro banjur melu ngomong
242. Jarno gaet : Yen aku ora ngono ale ndelok, mergo ono jalaran liyane sing ora kalah alasane, koe kabeh lak tau krungu tho masalah ale sekolah si bardin.
243. Lik Seni : Karepmu kui opo e jar?
244. Jasmani : Iki ora ono ubungane karo sekolah kuwi kang ?
245. Jarno gaet : Ono, nek aku ngarani bocah iki ora mergo baguse endro, nek aku bocah iki nglalu……
246. Jasmani : Tenane kang, koe ki ragawe-gawe lho. Omongamu kuwi iso gawe rame nek krungu wong akeh lho kang
247. Lik Seni : Wis tak bedheg koe arep muni ngono mau, ning opo yo tekan bocah sak mono njur nglalu goro-goro ora biso sekolah Jar
248. Jarno gaet : Iso wae, saiki conto ning tipi kae wis okeh, bocah bayi-bayi podho nglalu ming goro-goro wong tuwane ora biso ngragati sekolah, njaluk jajan ra dituruti, goro-goro diece koncone anake wong tukang ngamen, opo putus cinta……malah sing paling anyar gur goro-goro dilokne kancane mergo raiso melu tamasya…………..edan ra kuwiiii
249. Lik Seni : Wah kok yo cethek temen yo mikire bocah saiki
250. Jarno gaet : katakanlah wong nek kepepet ki akale iso mlaku dhewe, nekad. Opo maneh yen pikirane suwung gampang kangslupan sing ora-ora
251. Pak Turah : Yo iso wae ngono Jar, saiki koyo omonganku maeng, cah kene kuwi lak iso langen kabeh tho, lha nek kur kepleset ning jumbleng koyo ngono wae yo sipil ale mentas….kok aku rodho cocok karo pikiranmu kuwi jar nek si Bardin kuwi nglalu
252. Jasmani : Dadi opo gunane sekolah yen marakake bocah dho cekak pikirane kang, mbah….
253. Pak Turah : Yo iki mangsarakate dhewe kui sih cekak pikire. Gampang gumunan, gampang
Ardi bengak-bengok soko njeron panggung, ngabarake nyang wong kampong yen wit sing ngillangake bardin ambruk
254. Ardi + I II III : Pak dhe, kang…………. Uwite sukun ambruk, uwite sukun ambruk……
255. Pak Turah : Wit sukun sing endhi?
256. Ardi : Wit sukun cedak kuburan
257. Lik Seni : Sing ngilangake Bardin wingi………
258. Ardi : Iyo lik…….. ambruk e ngidul….sak oyot-oyote jebol kabeh…..
259. Lik Seni : Iki sasmithane opo pak dhe…..
260. Pak Turah : (ngadeg………ndeleng sak titik) Iki pacen sasmitho……..
Kabeh podho meneng ora obah babar pisan, matane podho nyawang sak garis…………..(suawasono anyep, alon-alon lampu mati)
-
Tema kritik sosial
Tentang pak dukuh yang di jadikan musuh bersama, maksudnya segala kesalahan dan minimya akses yang berbau kebijakan sosial selalu yang di salahkan adalah pemimpin. Dan faktanya pak dukuh memang tidak mau ngurusi.
57. Jarno Gaet : Dukuhe ki yo ra dong babagan ngono kuwi, endhi njajal………ngerti yen powotan kono kuwi wis meh kinthir yo ora didandani, mulo ora salah yen ono bakul bakso kecemplung
58. Sae : Ning nek wingi tetep den baguse endro kang, wong bakule kuwi urung nganti powotan wis belok kok, ha yooo blenggg… krampul-krampulll sak endhog-endhog e.
190. Pak Turah : Si Nah kae ki tau kewetu karo aku masalah bocahe, yo si Bardin kuwi. Jare si Bardin ki pingin sekolah maneh, lha ning wong kahanane koyo ngono dadi mbokne ora nyanggupi. Saiki nek mlebu SMP kuwi opo ra yo wis jutaan. Gek opo saguh nek gur koyo si Nah kae. Lha tau yo an, masalah iki tak rembug karo dukuhe, jarene arep diusahakne ning yo nyatane seprene ora ono kabar opo-opo.
191. Jarno Gaet : Dukuhe ki iso opo pak? Wong ora chetho ngono kok. endhi jajal ono rame-rame koyo ngene yo ora ngethok. Tanggung jawabe karo warga ki nol. Coba, katakanlah nek sing kelangan anak ki wong pinggir ndalan sing sugih-sugih kae, ale glundungan ngalahne kirik di nehi balung….
192. Yono kethek : Wah ojo meneh kok masalah sekolah jar….. nggawe KTP sing kudune gratis wae nyang dukuhe yo mekso mbayar kok. Ora lho, lha jarene saiki kuwi sekolah digratisake, mergo diwajibake tekan sangang taun piye tho?
193. Jarno Gaet : Digratiske apane? nyatane opo brader? Kae wingi anak e Rudi jait, mlebu SMP yo isih mbayar, jarene wis ra nganggo duwit SPP ning sumbangan liyane isih dlidir jumlahe yo jutaan……nek jaman aku kursus mbiyen kae aku krungu yen pamerintah wis ngglontorake duwit trilyunan kanggo ngragati cah sekolah. Wis dipontho-pontho dinggo ngragati bocah sing wong tuwane dho ora mampu, ning nyatane endhi? ngono kuwi opo nek ra gur apus apusan. Mulo ara mokal nek okeh cah do rasekolah mergo wong tuwane dho ra kuwat mbayar, iso ugo si Bardin kuwi lungo adoh mergo nesu raiso sekolah yo sopo ngertiii……pemerintah ki cen asu….nek ono duwit ale rayahan koyo kirik rebutan daging…duwite rakyat okeh diceh-ceh…bajingan tenan
194. Pak Turah : Yo iso kuwi jar….wektu kui dukuhe yo ngomong yen bocah sing kelebu keluargane wong ora duwe iso diusahakne mergo pemerintah wis nyediake duwit kanggo wong sing kurang mampu. Ning yo embuh nek duwite kuwi njur kecer dadi taiii yo iso…….
195. Yono kethek : Yo iso pak dhe, wong gedhe gedhe kae cen doyan taiii
196. Jarno Gaet : Nek koe tau krungu, ono contone, kae sing ning kabupaten lor kono yo ngono. Ono duwit soko pusat kanggo nganakake buku, banjur karo kepalane pendidikan kuwi duwite ora lansung disetorake nggo tuku buku ning di lebokake tabungane dheweke disik, katakanlah dianakake, lha nek duwit atusan juta teko milyaran…kuwi bungane lak okeh banget tho. Di edhekake sesasi ngono wae wis madang……..lha barengono dikasuske karo kanca-kancane saiki yo mlebu mbui modar cocote………conto koyo ngono kuwi lak wis genah uteg-utegkane mulo awak dhewe ki nek isih iso diapusi yo terus diapusi nggo nyugihake wong dhuwurannn
Mbah Dukuh Dongkol miwiti slametan sing ditujokake kanggo goleki si Bardin, bocah sing jare ilang ning wit sukun.
b. Tokoh dan Penokohan
Analisis Tokoh dan Penokohan Naskah Drama
-
Sae
Peran tokoh yang dimainkan sae termasuk ke dalam tokoh protagonis, mempunyai karakterter berbentuk flat (datar)
Secara sikis, sae punya pandangan kedepan mengenai dirinya, sae termasuk anak yang cerdas hanya keadaan yang kemudian membuat sae harus berhenti sekolah di SD, karena terlibat konflik kawan-kawan dan pihak sekolah.
Fisiologis
Berkelamin laki-laki yang berusia sekitar 23-an tahun, tubuhnya kencang, sterek karna sering olah raga.kulit sawo matang, rambut hitam ikal.
207. Sae : (karo njupuk kacang godhog sing digelar) Weh nek babagan sekolah, aku yo ra kalah sengsoro lik………tenan iki, mbiyen jaman SD aku ki kegolong rodho pinter, ming goro-goro seragam aku dadi metu sekolah……..lha opo sekolah kok madak kudu seragam, opo sing sekolah kuwi seragame. Ngasi diparani ning sekolahan karo bapakku kon bali rasah sekolah…..
208. Jono kethek : Lha nek kowe no sakik leh mu ndableg……..
209. Sae : Tenan iki lik, mulo bukane ki ngene……..jaman banjir gedhe kae klabiku ki keli kabeh termasuk seragam barang. Bareng ra duwe seragam yo sakanane, mlebu sekolah yo gur kaosan nganggo sandal jepit wong ra duwe opo-opo. Lha nek tekan sekolahan diece karo kanca-kancane nyang gurune yo ditambahi sing jare cah alasan ora duwe toto pokokmen werno-werno…..nganti bapakku diundang ning sekolah, sanajan wis diterangake kahanane yo meso tetep ora dho ngandel, wategke bapak wiiss aku kon metu sekolah sisan……
Sae selalu berfikir pesimis, karna mengagap dirinya kalah karena lingkungan sosial yang membentuk, orang2 seperti sae tidak percaya akan pemerintah (yang mewakili di lingkungan dia, contoh pak dukuh). Juga suka besar-besarin omongan dan percaya masalah mistis.
34. Sae : Weh manteb banget tak kiro narik londho ko sepuluh, bul ngeblong……….lha kok ra narik ki piye?….. jare gaet handal….lha nek ajek ra mesthi narik lha mbok ngamen wae genah raketang piro-piro olehhh duit………
36. Sae : Tegese kuwi ono sing salah lik…….ojo-ojo sak suwene iki okeh londho sing dho keblonyok mergo gaet koyo kowe kuwi, angkane ceritane tamansari sing ngene, digawe ngono. critane ngasem sing ngono kae digawe bedoo, reregan sing murah dadi larang….ha yo mesthi kapok nganggo gaet koyo kowe…
226. Sae : Awak dhewe ki opo isih duwe dukuh, nyatane endhi gegeran ngene yo blas ora cawe-cawe…
09. Sae : Walah, durung oleh balen lik, mengko nek doroku wis payu, lagi tak bayar….(nyedaki seni) wingi wis ditowo 250 ewu sak pasang.
10. Lik Seni : Ra ngandhel (sajak sengit)
11. Sae : Sing megan kae, weh… kae ki mabure koyo peluru tenan lik, banter menthit……elok tenan. Ha nek ono uwong sing ngerti babagan doro, ora mokal doroku kuwi payu 500ewu, opo malah jutaan, tenan iki lik…..
58. Sae : Ning nek wingi tetep den baguse endro kang, wong bakule kuwi urung nganti powotan wis belok kok, ha yooo blenggg… krampul-krampulll sak endhog-endhog e.
224. Sae : Iso lho kang, lho nek dirunut, angger ono masalah karo kali sopo meneh nek dudu demite siji kuwi….
-
lik seni
Laki-laki yang berusia 30-an tahun, pekerjaannya buruh bangunan, kulit hitam gosong kebakar matahari, rambut ikal gondrong sebahu.
Orang yang realistis dalam menghadapi hidup dan juga berpikiran lugu atau sederhana.
12. Lik Seni : Mbok yen ndobos ki rasah gegedhen lambe, saiki kasunyatane piye? Koyo Si Be kae, jare ingon-inginane doro pirang-pirang, bul opo? malah diparani pulisi jare kur doro malingan……..gek opo kuwi. mbok sing nyoto wae. Koyo aku elek-eleke nduwe garapan ora ketang yo ming buruh.
14. Lik Seni : Lha iyo no, coba kandhanono bocah iki ben ale dolanan doro sing ora migunani kuwi dilereni.
28. Lik Seni : Weeehhh nek koyo aku iki iso melu kursus dadi gaet ora Jar?
30. Lik Seni : Yo nek gur jeneng dalan aku yo iso, jeneng toko aku yo apal, nek ono sing takon, nggon dolan tak dudohi, ono sing pingin ngising tak terake ning wc, lha nek arep jajan tak terake ning sarkem lak rampung……
43. Lik Seni : Iki apik lho jar…. Mengko yen tekan kene dicritani kampong kene, diwarahi golek grosok, diajak ngamen opo dijak dodol cilok ning pinggir ndalan…. Ning yo ojo lali nek mrene kon nganggo klambi sing rodho mepet……..nek iso kothangan thokkk……..weehhhh mesthi yeeesss kuwiiii lha koyo ngene iki lak ora ono tho ning negerane kono.
-
jarno gaet
secara fisik, laki-laki yang berumur 29-an tahun, rambut semerin mereh sebagian, lebih rapi karena tuntutan pekerjaan.
Pesimis terhadap pemerintah dan tidak percaya pada mistis, lebih menggunakan logika dan pengetahuannya lebih luas dari pada yang lain, punya keinginan kuat untuk merubah kondisi dirinya dan lingkungannya, di anggap orang yang pinter.
191. Jarno Gaet: Dukuhe ki iso opo pak? Wong ora chetho ngono kok. endhi jajal ono rame-rame koyo ngene yo ora ngethok. Tanggung jawabe karo warga ki nol. Coba, katakanlah nek sing kelangan anak ki wong pinggir ndalan sing sugih-sugih kae, ale glundungan ngalahne kirik di nehi balung….
193. Jarno Gaet : Digratiske apane? nyatane opo brader? Kae wingi anak e Rudi jait, mlebu SMP yo isih mbayar, jarene wis ra nganggo duwit SPP ning sumbangan liyane isih dlidir jumlahe yo jutaan……nek jaman aku kursus mbiyen kae aku krungu yen pamerintah wis ngglontorake duwit trilyunan kanggo ngragati cah sekolah. Wis dipontho-pontho dinggo ngragati bocah sing wong tuwane dho ora mampu, ning nyatane endhi? ngono kuwi opo nek ra gur apus apusan. Mulo ara mokal nek okeh cah do rasekolah mergo wong tuwane dho ra kuwat mbayar, iso ugo si Bardin kuwi lungo adoh
196. Jarno Gaet: Nek koe tau krungu, ono contone, kae sing ning kabupaten lor kono yo ngono. Ono duwit soko pusat kanggo nganakake buku, banjur karo kepalane pendidikan kuwi duwite ora lansung disetorake nggo tuku buku ning di lebokake tabungane dheweke disik, katakanlah dianakake, lha nek duwit atusan juta teko milyaran…kuwi bungane lak okeh banget tho. Di edhekake sesasi ngono wae wis madang……..lha barengono dikasuske karo kanca-kancane saiki yo mlebu mbui modar cocote………conto koyo ngono kuwi lak wis genah uteg-utegkane mulo awak dhewe ki nek isih iso diapusi yo terus diapusi nggo nyugihake wong dhuwurannn
203. Jarno gaet : Walah kok koyo yak-yak o wae kowe kuwi brader………iki sing salah dudu bapakne, opo koe, opo wong kampong kene, iki sing salah ki kahanan. Kahanan sing digawe karo wong ndhuwurannn, katakanlah nek nggolek pangan gampang, opo-opo murah trus sekolah yo murah nek ora oleh gratis, ora bakal ono kedadeyan koyo ngene iki. Ora bakal wong ora duwe dadi ora sekolah………
205. Jarno gaet : Kamongko pak dhe. Yen umpamane pamrintah kuwi sadar lan ngerti babagkan pendidikan. Sing untung yo sopo, sopo? Sing untung yo pamrintah dhewe amargo masyarakate dadi pinter nek wis pinter ngawe garapan opo wae gampang nek wis ngono negoro bakale makmur mergo ora ono wong nganggur, ekonomine apik, ora perlu dadak lungo menyang malesya dadi tki koyo bapakane Bardin kuwi………ning kono ra urungo yo kur dadi jongos. Mulo piye-piye o nek aku tak sembadani, pingin kursus yo kursus embuh
242. Jarno gaet : Yen aku ora ngono ale ndelok, mergo ono jalaran liyane sing ora kalah alasane, koe kabeh lak tau krungu tho masalah ale sekolah si bardin.
245. Jarno gaet : Ono, nek aku ngarani bocah iki ora mergo baguse endro, nek aku bocah iki nglalu……
248. Jarno gaet : Iso wae, saiki conto ning tipi kae wis okeh, bocah bayi-bayi podho nglalu ming goro-goro wong tuwane ora biso ngragati sekolah, njaluk jajan ra dituruti, goro-goro diece koncone anake wong tukang ngamen, opo putus cinta……malah sing paling anyar gur goro-goro dilokne kancane mergo raiso melu tamasya…………..edan ra kuwiiii
250. Jarno gaet : katakanlah wong nek kepepet ki akale iso mlaku dhewe, nekad. Opo maneh yen pikirane suwung gampang kangslupan sing ora-ora
27. Jarno Gaet : Wis cangkemu ra crigis….mulo bukane ngene, sak wise aku metu soko SMP kae, aku melu lik ku nyambut gawe kuli angkut ning pabrik gulo madu kismo, bagian ngangkut blothong. Garapan iki tak lakoni ngasi 4 taun punjul, nganti tekan kedadeyan sing gawe ciloko likku kae, wonge kecemplung blothong panas ra let suwe mati. Garapane abot ning ono sing tak senengi, yen ono kunjungan, katakanlah soko bocah kuliyahan opo bocah SMA opo pegawai pabrik liyo, tekan limbah mesthi aku sing di jokne nggo ngomong mergane aku sing sekolah duwur dhewe, lha kancane ming lulusan SD kabeh. Lha mulo soko kuwi, tak rasakaake yen dadi pemandu kuwi yo nyenengake. Bareng likku ra ono aku metu mergane aku rodho trauma. Nganggur suwe, aku kelingan jaman ning madu kismo, haa ndelalah pas aku mlaku ning kampus gajah mada kono, ono kursus gratis sing dienekake kanggo poro tukang becak lan andhong kanggo ngancani poro wisatawan. Aku melu. Ning kanggoku kuwi kurang, katakanlah ilmu sing tak oleh ming sithik, mulo njur aku nekat nggolek kursusan sing resmi. Banjur aku ditawani ning salah sijine sing ngajari kursus kon nerusake melu mahasiswa gajah mada sing dho praktek gaet. Wis sekolahe ra mbayar ngilmuku tambah pengalaman yo tambah oleh ijasah pisan. Lha iso tak nggo golek pangan. Dadi nek babagan pendidikan aku sithik-sithik yo dong, mulo nek mbesok dho nduwe anak ojo dho gelem mbayar sekolahan, wong negoro kuwi wis menehi duwit sing cacahe okeh ning dinas pendidikan kok isih kon mbayar…….jajal saiki anggarane 20% soko pirang ewu trilyun kuwi piro ? lhak angel ale ngetung tho. Lha ewo semono kok sekolah isih kon mbayar…asu tho kuwi brader.
(meneng sedelo, trus nerangake maneh babagan gaet wisata)
Tak kandhani yooo sing jeneng kursus dadi gaet kuwi ra sembrono. Sepisan kudhu nduweni kekendhelan, ora clingus. Kepindhone nduweni pengalaman lan pengetahuan babagan pariwisata, katakanlah ngerti seluk beluk kuthone dhewe…….kaping telu ngerti reregan, nggon bakul sofenir lan jajanan……kuwi penting…. Banjur ajar boso londho….pendidikan kuwi penting. Mulo sepisan maneh yen dho duwe anak sak iso-isone kudu disekolahake ojo kon ngamen wae, bodho kok dho seneng.
-
Yu siti
Perempuan umur 40-an tahun, badannya besar banyak lemak. Pekerjaan, penjual jajanan keliling.
Berfikir realistis, bodo tidak bisa baca tulisan, dan ngeyel.
60. Yu Siti : Nangsib yen lagiii apes yon gene iki, karepe arep nguber rejeki gedhe malah bubrug…..
62. Yu Siti : (sambat) Jajal tho, dagangan isih memplek koyo ngene iki njur kepiye?
64. Yu Siti : Pangan dhewe udelmu kuwi Jar, bayangno isuk mau, aku ki dikandhani nyang wiro bakule rondhe, wonge ngomong ngene karo aku, (nirokake wiro) yu mengko ono pengajian ning alun-alun kidul…..lha aku ndang gage-gage pesen karo juraganku dagangan sing rodho okeh, sing biasane aku mangkat jam songo, jam enem aku wis mangkat………….. tekan ngalun-alun kono wis jam wolu an. Tarub wis dipasang meh sak alun-alun, atiku soyo bungah. Wehhh bakal kelarisan iki mengko….sak jam lewat kok sing dho ngaji durung dho teko. Njur aku takon karo bakule bubur ayam kae, lha kok jarene pengejiane isih sesuk e wengi, jajal opo ra biyangane kuwi
66. Yu Siti : Spanduk ngarep omahku sing wernane ijo kae?
68. Yu Siti : Kae spanduk opo?
72. Yu Siti : He eh thoo lha kok aku ra ngeti yo, wahhh kok yo ra tak woco yooo
78. Yu Siti : Mocone ki yo lamat-lamat ora iso…..
76. Yu Siti : Wong jarene guntinge tibo ning ndalan dadi nyilih ladingku
74. Yu Siti : Wingi kuwi aku yo ngerti ale masang wong ale ngethok taline spanduk kuwi nyilih ladingku. Wehh ciloko
-
Jasmani
Laki-laki berumur 19-an tahun, pengangguran, hidupnya Cuma seneng-seneng. Tidak punya sopan santun.
Sepi ra ono sing semaur, nandhakake kabeh wis podho ndelik………..Ardi celingukan noleh kiwo tengen sajak nggoleki kancane nanging tetep waspodho, supoyo bentenge ora kecolongan, mlaku mubengengi beteng.
Soko kiwo panggung Jasmani mlebu kupinge disumpeli nanggo mikrofon nggo ngrungokake lagu soko Hpne. Ndase gela-gelo sajak nglaras lagu sing dirungokake
Jasmani meneng wae ora semaur, mergo ora krungu
Jasmani gela-gelo karo matane mendelik sajak melu iromo lagu soko Hpne
102. Jasmani : (rumangso dibedho nesu) Ooooo cangkeme, koe ki ngopoooo?
104. Jasmani : Ra ngurus……(karo mbenakake headsete)
106. Jasmani : Ngganggu wong seneng wae……kono golekono ning njaratan lorr kono maeng dho glibetan turut kono…..
108. Jasmani : (nirokake lagu sing dirungokake)………Emang dasar-emang dasar eeeeeee dasar kamu bajingannnnnn, kamu bajingan………
( nirokake lagune wali, dasar bajingan. karo ndudingi Ardi, banjur ngguyu)
110. Jasmani : UUuuuoooooooo oooo uuuuuooo ooooo eeee dasar kamu bajingannnnn (karo ndudingi ardi)
112. Jasmani : Haaaaaaa (girap-girappp keget) wahhhh biyangane wong tuwo ora urus ngaget-ngageti uwong waeee, jannn
-
Mak nah
Perempuan umur 50-an tahun, badannya berisi. Pekerjaan buruh cuci. Percaya mistis, percaya obat-obat tradisional. Orangnya grapyak, suka menolong.
Ardi mungkur nyang mburi nggoleki kancane sing isih ndelik, Jasmani soyo ndadi ale nyanyi, Mak nah methu soko gubuke gur nganggo jarit karo kotang, raine nganggo bobok dadi kethok koyo memedhi……nyedaki Jasmani soko mburi banjur namplek pundake Jasmani, sing diteplek pundhake noleh….kaget..
127. Mak nah : Iki ki obat jowo, iki mono digawe soko beras le, yen dienggo dadi adem menakkk, dienggo turu yo angler……….(karo ngentasi memeyan sing nemplek ning gedheg tritisan ngarepan omahe) gek kowe maeng tak takon……. Si Ardi kok mbok bajing-bajingke kuwi ngopo?
125. Mak nah : Iki ora nggo nggaya iki mono obat leee. Ben kulit rai alus, ora gatel ora cepet mengkerut
-
Pak turah
secara fisik, laki-laki yang berumur 65-an tahun, rambut sudah beruban, kulit keriput. Pekerjaan sol sepatu. Berfikiran realistis, dan percaya pada mistis, salah satu orang yang di tuakan di kampung (orang yang banyak tau tentang kampung tersebut) dan orang yang bisa diajak musyawarah. Perhatian dengan lingkungan yang senasib.
187. Pak Turah : Nek wong ngendhine aku ra gerti, yo gur jare wong wonogiri kono, ha ning yo embuh asline……….ale lungo kae yo wis ono meh patang taun iki, nek ndisik kabare nyang malaisya jare golek garapan. Ning yo embuh wong nganti saiki ora kirim kabar. Ojo maneh kok duwit wong layang wae sing wedhok yo ora tau nompo
190. Pak Turah : Si Nah kae ki tau kewetu karo aku masalah bocahe, yo si Bardin kuwi. Jare si Bardin ki pingin sekolah maneh, lha ning wong kahanane koyo ngono dadi mbokne ora nyanggupi. Saiki nek mlebu SMP kuwi opo ra yo wis jutaan. Gek opo saguh nek gur koyo si Nah kae. Lha tau yo an, masalah iki tak rembug karo dukuhe, jarene arep diusahakne ning yo nyatane seprene ora ono kabar opo-opo.
194. Pak Turah : Yo iso kuwi jar….wektu kui dukuhe yo ngomong yen bocah sing kelebu keluargane wong ora duwe iso diusahakne mergo pemerintah wis nyediake duwit kanggo wong sing kurang mampu. Ning yo embuh nek duwite kuwi njur kecer dadi taiii yo iso…….
-
Yono ketek
secara fisik, laki-laki yang berumur 57-an tahun, rambut sudah beruban dan botak, kulit hitam dan keriput. Pekerjaan tandak bedes (topeng monyet). Berfikiran realistis, dan percaya pada mistis, lebih sensitif terhadap lingkungannya.
200. Jono kethek : OOO dasar bapakane sing bajingan….. utegke ki didokok ngendiiii
202. Jono kethek : Aku ra tegel yen ndeleng kahanan koyo ngene iki dhe…wooo nek sing lanang kuwi dulurku wis tak polo wingi-wingi tenan….
-
Dukuh dongkol
secara fisik, laki-laki yang berumur 57-an tahun, rambut sudah beruban dan botak, kulit hitam dan keriput. Mantan pejabat atau dukuh, pintar dengan ilmu kejawen, jadi panutan di kampung, sangat percaya mistis
Mbah Dukuh Dongkol miwiti slametan sing ditujokake kanggo goleki si Bardin, bocah sing jare ilang ning wit sukun.
197. Dukuh Dongkol : (keplok tangan ping telu banjur nembang sekar pangkur)
Singgah-sing ah ka- la sing-gah,
Pan su- ming- gah dur-ga-ka- la summing-kir
Si- nga ha- ma si- nga wu- lu,
Lan su- ku sing a- si – rah
Si- nga teng-gak mi- wah ka- la si- nga bun-tut,
Pa-dha si- ra su- ming- gah- a,
Mu- lih- a ing a- sal ne- ki
Sugeng ndalu poro sederek sedoyo. Assalamu ngalaikum warohmatullahi wabarokatu……….kunjuk dumateng gusti ingkang moho kuawaos, ingkang sampun maringi berkah soho kekuaten dumateng kito sedoyo, mugi-mugi berkah kekuatan kesarasan meniko mboten wonten telasipun., panjenengan sami, kulo ajak ngempal wonten mriki meniko mboten sanes badhe ngawontenaken wilujengan utawi slametan. Inggih meniko amargi kawontenan kabar bilih putu kulo inggih larenipun ibu girah, ingkang nami bardin meniko nembe nandang alangan. Kolowingi dinten seloso kliwon, rikolo wanci jam songo ndalu saget diarani ical, amargi ngantos sakniki derung wangsul wadagipun wonten griyo. Mbudi doyo madosi sampun kalampahan ananging dereng keparingan kasil. Pramilo dalu meniko panjenengan sedoyo kulo ajak ngempal teng mriki kangge ngunjukake donga dateng gusti ingkang moho kuwaos ugi kagem sesepuh ingkang lenggah wongten mriki. Mugi-mugi putu wayah kulo ingkang nami Bardin meniko sageto wangsul slamet lir sambe kolo tampo upami. Kulo nyuwun keiklasanipun sederek sedoyo ngaturaken donga kange lare meniko. Babagan caos nggih sampun dipun siapaken, antawis rasukanipun bardin, jajan kesenagan nipun bardin, ugi kembang setaman lan ubarampe sanesipun. Pramilo meniko monggo kulo derekanken ndedongo kangge kesaenan lare meniko. Monggo…….kulo derekaken…. Gusti ingkang moho asih ugi eyang ingkang lenggah wonten mriki, kulo sak wargo sowan wonten mriki meniko mboten sanes inggih bade nyuwun pangapunten sak ageng-agengipun bilih sak dangune kampong meniko madeg arang-arang paring caos dumateng panjenengan. Meniko mboteno amargi wargo ingkang kirang toto ananging nggih kulo piyambak ingkang mboten saget nyembadani bilih kedahipun kulo saget maringi pirso kalian wargo kedah ajeg paring caos dumateng gusti ugi eyang engkang lenggah wonten papan mriki. Pramilo meniko ananing ubo rampe kembang setaman jajan pasar ugi caos kangge lare ingkang nami Bardin arupi rasukan lan jajan remenanipun sageto ndadosaken renaning penggalih panjenegan, sageto andadosaken wangsulipun lare meniko. Pengajeng-ajeng meniko kulo lan wargo srantos saestu sageto dados nyoto amargi lare puniko sampun dipun tenggo kaliyang tiyang sepahipun ingkang nembe nandang sungkowo. Mugi pandongak meniko mboten andadosaken gusti ugi eyang ingkang lenggah wonten mriki duko dumateng lare kulo inggih sedoyo wargo padukuhan mriki. Inggih meniko budidoyo ingkang saget kulo lampahi. Mbok menawi kirang ndadosaken renaning penggalih panjenengan gusti ingkang moho asih, kulo sak wargo nyuwun ngapunten ingkang tanpo upami………..(ngusap raine tando yen dongane wis rampung)
Wis yo cah….. iki maeng wis tak lantari ndongan kanggo bardin, mugo-muga budidoyo sing kalakonan iki tansah kasil sahinggo si baridin iso bali mulih kanthi waraswiris….(bebarengan ….Aminnnn)
198. Dukuh Dongkol : Yen miturut dino ilange, bocah iki bakal bali ora suwe maneh………rodho sabar yo, tulung papan iki dijogo……wiss aku pamit disik
-
Mak girah
Perempuan umur 40-an tahun, penjual gorengan, berisi (seperti kebanyakan ibu rumah tangga di kampung). Logatnya jawa timuran, karena asli jawa timur, tidak gampang menyerah untuk memperjuangkan hidup.
188. Jarno gaet : Wong nek bundhet pikire yo koyo ngono kuwi brader (nyang Yono kethek). Mbiyen ki Sarip kae wis meh dadi wektu dagang bakso, ning piye? senengane malah main. Tau lho pak dhe, dhek isih dodol bakso, isuk-isuk gur gari mangkat, bakso wis cumepak ning grobak wis gari mancal. trus ono wong marani numpak montor lha kok bablas ora bali rong ndino nganti baksone bosok dirubung settt. Bojone kontring muring ora karuan digoleki ning endhi-endhi ra ketemu, bul ketemune ndelik ning ngisor jembatan cedak karamba kae dho main cliwik ning kono.. lhak asu tho kuwi….. wektu kui pas baksone rodho gayeng, wong nganthi iso tuku tipi, kulkas barang… ra kethang kredit. Ning…karang cah ora setiti ora ati-ati, bareng modale wis enthek nggo royal trus, mboko sethithik barang-barange dho didoli kamongko wulanane durung lunas….lha uwis tumpes tapis enthek kabehh, jan wong yen keblinger yo ngno kuwi
-
Bardin
Anak laki-laki umur 12 tahun. Kulit sawo matang,punya cita-cita ingin sekolah setinggi-tingginya. Berpikiran nekat kalau punya keinginan.
242. Jarno gaet : Yen aku ora ngono ale ndelok, mergo ono jalaran liyane sing ora kalah alasane, koe kabeh lak tau krungu tho masalah ale sekolah si bardin.
243. Lik Seni : Karepmu kui opo e jar?
244. Jasmani : Iki ora ono ubungane karo sekolah kuwi kang ?
245. Jarno gaet : Ono, nek aku ngarani bocah iki ora mergo baguse endro, nek aku bocah iki nglalu……
246. Jasmani : Tenane kang, koe ki ragawe-gawe lho. Omongamu kuwi iso gawe rame nek krungu wong akeh lho kang
247. Lik Seni : Wis tak bedheg koe arep muni ngono mau, ning opo yo tekan bocah sak mono njur nglalu goro-goro ora biso sekolah Jar
248. Jarno gaet : Iso wae, saiki conto ning tipi kae wis okeh, bocah bayi-bayi podho nglalu ming goro-goro wong tuwane ora biso ngragati sekolah, njaluk jajan ra dituruti, goro-goro diece koncone anake wong tukang ngamen, opo putus cinta……malah sing paling anyar gur goro-goro dilokne kancane mergo raiso melu tamasya…………..edan ra kuwiiii
249. Lik Seni : Wah kok yo cethek temen yo mikire bocah saiki
250. Jarno gaet : katakanlah wong nek kepepet ki akale iso mlaku dhewe, nekad. Opo maneh yen pikirane suwung gampang kangslupan sing ora-ora
251. Pak Turah : Yo iso wae ngono Jar, saiki koyo omonganku maeng, cah kene kuwi lak iso langen kabeh tho, lha nek kur kepleset ning jumbleng koyo ngono wae yo sipil ale mentas….kok aku rodho cocok karo pikiranmu kuwi jar nek si Bardin kuwi nglalu
252. Jasmani : Dadi opo gunane sekolah yen marakake bocah dho cekak pikirane kang, mbah….
253. Pak Turah : Yo iki mangsarakate dhewe kui sih cekak pikire. Gampang gumunan, gampang
-
Bocah bocah
Teman sepermainan Bardin. Anak laki laki sebaya dengan bardin berumur 12 tahun.sukanya bermain- main
Bubar magrib, wong tuwo-tuwo podho leren ngaso amargo sak awan nyabut gawe. Bocah-bocah tanggung podho ngumpul dolanan ……wilwo utowo delikan rame banget. Bocah sing kalah ping sut kudhu njogo beteng karo nggoleki kancane sing ndelik nganthi ketemu. (digawe gerakan, koreografi)
Sak kruyukan ono bocah 5
Hompimpah alaihom gambreng
Gari bocah telu, hum maneh
Hompimpah alaihom gambreng
Gari bocah loro terus pingsut
Bebarengan muni
Pingggggg ssuuuutttt
Bebarengan rame banget karo podho mlayu nggolek delikan…………………………
Lha ardi kalahhhhh……ardi masangggggg……….ardi dadiiiii
c. Plot
Pada naskah drama BLEG-BLEG THING, menggunakan plot progresif (maju). Terlihat dari:
-
Pembedaan plot berdasarkan kriteria kepadatan
Di dalam cerita BLEG-BLEG THING menggunakan plot padat berdasarkan kriteria jumlah. Peristiwa-peristiwa dikisahkan menyusul secara cepat. Di samping cerita disajikan secara cepat, peristiwa-peristiwa fungsional terjadi susul-menyusul dengan cepat. Hubungan antar peristiwa juga terjalin secara erat. Antara peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain tidak dapat dipisahkan atau dihilangkan salah satunya. Setiap peristiwa yang ditampilkan terasa penting dan berperan menentukan dalam rangakaian cerita itu.
-
Pembedaan plot berdasarkan kriteria jumlaah
BLEG-BLEG THING menggunakan plot sub-plot berdasarkan kriteria jumlah. Ini terlihat dari cerita dalam naskah itu memiliki lebih dari satu alur cerita yang dikisahkan, atau terdapat lebih dari seorang tokoh yang dikisahkan perjalanan hidup, permasalahan, dan konflik yang dihadapinya. Struktur plot sub-plot berupa adanya sebuah plot utama (main plot) dan plot-plot tambahan(sub-subplot). Secara keseluruhan plot utama lebih berperan dan penting daripada sub-subplot itu.
-
Pembedaan plot berdasarkan kriteria isi
BLEG-BLEG THING menggunakan plot pemikiran berdasarkan kriteria isi.Naskah ini mengungkapkan sesuatu yang menjadi bahan pemikiran, keinginan, perasaan ,berbagai macam obsesi, dan lain-lain hal yang menjadi masalah hidup dalam kehidupan manusia.
d. Setting atau Latar
Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadi peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams, 1981:175).
DI KAMPUNG PINGGIRAN KOTA
-
ADEGAN PEMBUKA
Dolanan anak kampung
-
ADEGAN 1
Kahanan kampung dan pekerjaan.
-
ADEGAN 2
Hilangnya si Bardin
-
ADEGAN 3
Upacara BLEG-BLEG THING (upacara goleki wong ilang).
-
ADEGAN 4
Menemukan mayatnya Bardin.
-
ADEGAN 5
Menganalisa, mengurai (ngudar) hilangnya bardin.
e. Pusat pengisahan
Pusat pengisahan yang terjadi dalam naskah drama BLEG-BLEG THING adalah suatu tempat di kampung pinggiran kota
2. Hubungan karya sastra dengan kondisi sosial
Sastra sebagai cermin masyarakat yaitu sejauh mana sastra dianggap sebagai mencerminkan keadaan masyarakatnya. Kata “cermin” di sini dapat menimbulkan gambaran yang kabur, dan oleh karenanya sering disalahartikan dan disalahgunakan. Dalam hubungan ini, terutama harus mendapatkan perhatian adalah.
-
Sastra mungkin dapat dikatakan mencerminkan masyarakat pada waktu ia ditulis, sebab banyak ciri masyarakat yang ditampilkan dalam karya sastra itu sudah tidak berlaku lagi pada waktu ia ditulis.
-
Sifat “lain dari yang lain” seorang sastrawan sering mempengaruhi pemilihan dan penampilan fakta-fakta sosial dalam karyanya.
-
Genre sastra sering merupakan sikap sosial suatu kelompok tertentu, dan bukan sikap sosial seluruh masyarakat.
-
Sastra yang berusaha menampilkan keadaan masyarakat yang secermat-cermatnya mungkin saja tidak bisa dipercaya atau diterima sebagai cermin masyarakat. Demikian juga sebaliknya, karya sastra yang sama sekali tidak dimaksudkan untuk menggambarkan keadaan masyarakat secara teliti barangkali masih dapat dipercaya sebagai bahan untuk mengetahui keadaan masyarakat. Pandangan sosial sastrawan harus diperhatikan apabila sastra akan dinilai sebagai cermin masyarakat (Damono, 1979: 4).
-
Merujuk pada teori tersebut, naskah “bom waktu” dapat dikaji hubungan karya sastra dengan kondisi masyarakat. Beberapa aspek yang dapat di tinjau adalah ekonomi, sosial, budaya, dan politik.
• Segi ekonomi
Naskah ini mengangkat kisah tentang masyarakat yang ekonominya menengah kebawa (miskin). Hal ini tergambar jelas dari setting cerita yang mengangkat kehidupan sekelompok masyarakat yang tinggal di daerah perkampungan pinggir kota (urban), bagaimana masyarakat kecil yang sangat sulit mencukupi kehidupan. Apalagi mengakses kebutuhan ekonomi secara mudah. Jika ditinjau dari segi ekonomi, mengambarkan kampung yang penghuninya dari kalangan menengah ke bawah yang bervariasi, sehingga kebutuhan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan, kebanyakan orang tua, tidak memikirkan untuk kebutuhan pendidikan.
• Segi sosial budaya
Kondisi sosial masyarakat yang digambarkan dalam naskah ini adalah gambaran dari kondisi masyarakat daerah kumuh dikaitkan pada saat itu (bahkan sampai sekarang). Jika ditinjau dari segi budaya kita pada saat itu sampai sekarang, keberadaan para penghuni kampung pinggiran kota dianggap sebagai “penyakit masayarakat”. Ditinjau dari segi sosial, sebenarnya naskah BLEG-BLEG THING menggambarkan suatu kritikan terhadap petinggi dan para pejabat pemerintahan yang kurang memperhatikan kehidupan rakyat, khususnya rakyat kelas bawah. Dilihat dari segi sosial, tentunya terdapat keterkaitan dengan segi budaya
• Segi politik
Pengarang ingin mengkritik pemerintah, kususnya pendidikan. Hal ini bisa dilihat dari petikan dalam naskah. Dalam hal ini bukan politik praktis melainkan kondisi politik yang kemudian mempengaruhi situasi sosial masyarakat. Lantas mejadi isu yang merebak kemudian ditanggapi secara bersama lalu menjadi musuh bersama pula.
193. Jarno Gaet : Digratiske apane? nyatane opo brader? Kae wingi anak e Rudi jait, mlebu SMP yo isih mbayar, jarene wis ra nganggo duwit SPP ning sumbangan liyane isih dlidir jumlahe yo jutaan……nek jaman aku kursus mbiyen kae aku krungu yen pamerintah wis ngglontorake duwit trilyunan kanggo ngragati cah sekolah. Wis dipontho-pontho dinggo ngragati bocah sing wong tuwane dho ora mampu, ning nyatane endhi? ngono kuwi opo nek ra gur apus apusan. Mulo ara mokal nek okeh cah do rasekolah mergo wong tuwane dho ra kuwat mbayar, iso ugo si Bardin kuwi lungo adoh mergo nesu raiso sekolah yo sopo ngertiii……pemerintah ki cen asu….nek ono duwit ale rayahan koyo kirik rebutan daging…duwite rakyat okeh diceh-ceh…bajingan tenan
b. Hubungan Pengarang dengan Karya Sastra
-
Tahun 2002 masuk di Komunitas Sego Gurih, pentas LamporAngger Jati Wijaya. Di situ termasuk anak muda yang sudah di jajali masalah-masalah sosial
-
Ketika tahun 1998 masih menempuh pendidikan formal di ISI Yogyakarta banyak mengakat naskah –naskah jawa
-
Di tugas akhir juga menulis analisis naskah TUK
-
Setelah lulus bekerjadi LSM Yayasan pondok rakyat yang di dirikan Romo YB Mangun Wijaya yang di situ mengurusi urban poor (masyarakat miskin kota) di situ bersinggungan langsung, bagaimana cara bertahan hidup, mencari makan, komunikasi, mensiasati ekonomi, pendidikan.
Jadi jika di kaitkan hubungan pengaran dengan karyanya, ada keterikatan. Hal ini bisa dilihat dari latar belakang pengarang, sebagai pekerja di LSM. Jika di lihat dari latar belakang ini tentulah pengarang tau betul bagaimana keadaan atau kondisi yang di alami oleh masyarakat miskin kota karena beberapa tahun tinggal di lingkungan tersebut.
Selain itu latar belakang pengarang juga pernah mengenyam pendidikan seni formal di jurusan teater, dari situ mencoba mengkritik pemerintah dengan cara menuliskannya dalam bentuk naskah drama.
Jadi naskah di tulis berdasarkan pengalaman yang di rasakan dan di lihat di lapangan ( masyarakat miskin kota)
KESIMPULAN
Ada banyak kejadian di lapangan yang mengkerdilkan dan melemahkan masyarakat miskin kota
Kebanyakan mereka bekerja dalam sektor non formal karena pemerintah menutup akses bagi mereka, di sebabkan karena tidak punya pendidikan dan prilaku yang buruk, karena sejarah kampung. Kampung itu terbentuk dari sekelompok orang yang berprofesi, gali, pemain judi, tukang copet, dan psk.
Naskah BLEG-BLEG THING karya Yusuf Peci Miring merupakan naskah ya berkisah tentang masyarakat kelas bawah yang selalu tertindas dan ditindas. Jika dikaji melalui pendekatan struktural genetik naskah ini bisa mewakilkan keadaan social masyarakat miskin kota. Dalam naskah ini pengarang yang memiliki latar belakang social sebagai pekerja LSM yang umumnya bergerak di bidang masyarakat miskin, benar-benar bisa menggambarkan bagaimana nasib masyarakat miskin kota. Naskah ini sarat dengan kritik-kritik social, dan pengarang juga mengkritik pemerintah.
Dwi Vian, Penata Cahaya Komunitas Sego Gurih pada pertunjukan keliling mulai lakon KUP (2009), Suk-Suk Peng (2010), Bleg-Bleg Thing (2011).